Rabu, 09 Mei 2012

Malam ......


Angin malam terasa menusuk-nusuk hingga kerongga dada. Bulu halus disekujur tubuh mulai merekah berdiri tanpa arah yang jelas. Tetapi saya tetap berkonsentrasi dengan kendaraan roda dua saya yang setia menemani saya kemana saya butuhkan. Tujuan saya malam ini menuju rumah salah seorang teman saya didaerah Rawa. Memang ketika musim hujan tiba, maka sudah dipastikan daerah ini sebagian akan terendam dengan air bah yang datang dari kawasan pegunungan. Mungkin karena itulah dinamakan daerah Rawa. Sorot lampu kendaraan saling berkelebat mengejar memacu tak kalah cepat dengan lesatan kendaraan-kendaraan yang berlalu lalang. Tanpa disadari saya sudah berada diberanda teras rumah teman saya. Itu artinya saya selamat sampai tujuan. Satu kata terucap dari bibir kelu saya “ Alahamdullilah”.

Ternyata teman saya sedang tidak berada dirumah. Atau tepatnya belum sampai kerumah. Karena memang ketika saya akan bertandang tadi, sebelumnya saya telah memeberikan laporan bahwa saya akan datang mengunjunginnya, dan teman sayapun tidak keberatan. Tapi memang dia berkata akan pergi keluar sebentar untuk mencari ganjalan usus yang telah berteriak-teriak. Maka sayapun memakluminya ketika saya sampai rumahnya pintu rumahpun tertutup dengan rapat tanpa celah.

Sambil menunggu kedatanganya, saya layangkan beberpa sms bernada sindirin-sindiran agar teman saya cepat-cepat untuk sampai kerumah dan saya dapat dengan cepat akan masuk kedalm rumah untuk menghindari tamu-tamu kecil yang datang tidak diundang berterbangan mengelilingi kaki dan wajah saya, dan bersiap menancapkan moncongnya dikulit lembut saya. Sayapun dibuat risih dengan kedatangan hewan-hewan kecil ini dan mulai tidak nyaman dengan keberadannya.

Beberapa menit kemudian muncul kelebatan cahaya motor menghantam sebagian tubuh saya, yang menandakan kedatangan teman saya ini, yang juga sang pemilik rumah. Dengan senyum kemenangan kemudian tertawa terbahak-bahak, teman saya senang karena saya telah puas lama menunggu kedatangannya, teman saya dengan langkah santai dan bertele-tele seakan sengaja membiarkan saya semakin lama untuk berada diberanda  rumahnya.

Dengan sedikit bergulat, sayapun memaksa merebut kunci rumah dia, dan begitu saya mendapat kuncinya dengan tergesa-gesa sayapun membuka pintu rumah dan masuk kedalam rumah. Dengan perasaan bangga saya berteriak keras karena saya terbebas dari hewan kecil yang sedari tadi mengerubuti tubuh saya. Selamat tinggal nyamuk-nyamuk menjengkelkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar