Angin
malam terasa menusuk-nusuk hingga kerongga dada. Bulu halus disekujur tubuh
mulai merekah berdiri tanpa arah yang jelas. Tetapi saya tetap berkonsentrasi
dengan kendaraan roda dua saya yang setia menemani saya kemana saya butuhkan.
Tujuan saya malam ini menuju rumah salah seorang teman saya didaerah Rawa.
Memang ketika musim hujan tiba, maka sudah dipastikan daerah ini sebagian akan
terendam dengan air bah yang datang dari kawasan pegunungan. Mungkin karena
itulah dinamakan daerah Rawa. Sorot lampu kendaraan saling berkelebat mengejar
memacu tak kalah cepat dengan lesatan kendaraan-kendaraan yang berlalu lalang.
Tanpa disadari saya sudah berada diberanda teras rumah teman saya. Itu artinya
saya selamat sampai tujuan. Satu kata terucap dari bibir kelu saya “
Alahamdullilah”.
Ternyata
teman saya sedang tidak berada dirumah. Atau tepatnya belum sampai kerumah.
Karena memang ketika saya akan bertandang tadi, sebelumnya saya telah memeberikan
laporan bahwa saya akan datang mengunjunginnya, dan teman sayapun tidak
keberatan. Tapi memang dia berkata akan pergi keluar sebentar untuk mencari
ganjalan usus yang telah berteriak-teriak. Maka sayapun memakluminya ketika
saya sampai rumahnya pintu rumahpun tertutup dengan rapat tanpa celah.
Sambil
menunggu kedatanganya, saya layangkan beberpa sms bernada sindirin-sindiran
agar teman saya cepat-cepat untuk sampai kerumah dan saya dapat dengan cepat
akan masuk kedalm rumah untuk menghindari tamu-tamu kecil yang datang tidak
diundang berterbangan mengelilingi kaki dan wajah saya, dan bersiap menancapkan
moncongnya dikulit lembut saya. Sayapun dibuat risih dengan kedatangan
hewan-hewan kecil ini dan mulai tidak nyaman dengan keberadannya.
Beberapa
menit kemudian muncul kelebatan cahaya motor menghantam sebagian tubuh saya,
yang menandakan kedatangan teman saya ini, yang juga sang pemilik rumah. Dengan
senyum kemenangan kemudian tertawa terbahak-bahak, teman saya senang karena
saya telah puas lama menunggu kedatangannya, teman saya dengan langkah santai
dan bertele-tele seakan sengaja membiarkan saya semakin lama untuk berada
diberanda rumahnya.
Dengan
sedikit bergulat, sayapun memaksa merebut kunci rumah dia, dan begitu saya mendapat
kuncinya dengan tergesa-gesa sayapun membuka pintu rumah dan masuk kedalam
rumah. Dengan perasaan bangga saya berteriak keras karena saya terbebas dari
hewan kecil yang sedari tadi mengerubuti tubuh saya. Selamat tinggal nyamuk-nyamuk
menjengkelkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar